Materi: Memahami Ayat-Ayat Al-Qur'an Tentang Menuntut Ilmu

#Materi_Umum
MEMAHAMI AYAT-AYAT AL-QUR'AN TENTANG MENUNTUT ILMU

 Al-Mujadalah Ayat 11

1. Surah Al-Mujadalah

يَآيُّهَاالَّذِيْنَاَمَنُوْآاِذَاقِيْلَلَكُمْتَفَسَّحُوْافِىالْمَجَلِسِفَافْسَحُوْايَفْسَحِاللهُلَكُمْوَاِذَاقِيْلَانْشُزُوْافَانْشُزُوْايَرْفَعِاللهُالَّذِيْنَاَمَنُوْامِنْكُمْوَالَّذِيْنَاُوْتُوْاالْعِلْمَدَرَجَتٍوَاللهُبِمَاتَعْمَلُوْنَخَبِيْرٌـالمجادلة

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah: 11).

Akan tetapi, perlu diingat bahwa orang yang beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan lemah. Oleh karena itu, keimanan seseorang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan tidak akan kuat. Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu, tapi tidak beriman, ia akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama.
Sikap dan perilaku yang dapat diterapkan sebagai pengamalan dari surah Al-Mujadalah/58 : 11 adalah sebagai berikut :
1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan berusaha untuk mendapatkan pengetahuan tersebut.
2. Bersikap sopan saat belajar dan selalu menghargai dan menghormati guru.
3. Senang mendatangi guru untuk meminta penjelasan tentang ilmu pengetahuan.
4. Selalu menyeimbangkan ilmu pengetahuan yg dimilikinya dg keyakinan terhadap kekuasaan Allah SWT.

  1. Perilaku disiplin dan taat asas, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan baik diri sendiri maupun orang lain
  2. Menghormati hak dan kewibawaan orang lain, sebab pada dasarnya semua orang ingin dihargai dan dihormati kewibawaannya
  3. Rajin dan giat mencari ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama
  4. Rajin dan taat beribadah kepada Allah
  5. Bersikap sportif dan konsekuen dengan bersedia menerima kesalahan dan kekurang diri sendiri serta mengakui kelebihan dan kebenaran dari orang lain
  6. Bekerja/belajar sesuai dengan aturan yang telah ditentukan
  7. Bekerja/belajar dengan penuh semangat, sehingga dipandang sebagai sesuatu yang menyenangkan
  8. Bekerja dengan sikap penuh tanggung jawab, tidak hanya kepada manusia melainkan kepada Allah
  9. Bekerja dengan didasari niat ibadah kepada Allah Swt.


2. Tajwid Pada Surah Al-Mujadalah Ayat 11

1. Mad jaiz munfasil (Mad asli bertemu hamzah) pada bacaan يَاأَيُّهَا
2. Mad asli (Kasrah bertemu ya sukun) pada bacaan قِيلَ
3. Al qamariyah (Al bertemu mim pada bacaan) الْمَجَالِسِ
4. Tarqiq (Lafaz jalalah sebelumnya kasrah) pada bacaan يَرْفَعِاللَّهُ
5. Mad badal (Hamzah bertemu huruf mad dalam satu kata) pada bacaan آمَنُو
6. Mad ‘arid lissukun (Mad asli) yang diwaqafkan pada bacaan خَبِيرٌ
7. Ikhfa pada bacaan انشُزُوا
8. Izhar syafawi pada bacaan لَكُمْوَ
9. Alif lam qamariah pada bacaan الْمَجَالِسِ
10. Izhar syafawi pada bacaan لَكُمْتَفَسَّحُو
11. Lafal jalalah pada bacaan اللَّهُ
12. Ikhfa pada bacaan فَانشُزُوا
13. Ikhfa pada bacaan مِنكُم
14. Alif lam qamariah pada bacaan وَالَّذِينَ

3. Kandungan Surah Al-Mujadalah Ayat 11

Surah Al-Mujadalah/58 ayat 11 menjelaskan tentang keutamaan orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan. Mengapa orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya? Sudah tentu, orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi dalam kehidupan ini. Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi dibanding orang yang tidak berilmu.

4. Asbabun Nuzul atau Sebab di Turunkan Surah Al-Mujadalah
Diirwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah bahwa apabila ada orang yang baru datang ke majelis Rasulullah saw, para sahabat tidak mau memberikan tempat duduk di dekat Rasulullah saw. Maka turunlah ayat ini (al-Mujadalah: 11) sebagai perintah untuk memberikan tempat kepada orang yang baru datang.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Muqatil bahwa ayat ini (al-Mujadalah: 11) turun pada hari Jum’at, di saat pahlawan-pahlawan Badr datang ke tempat pertemuan yang penuh sesak. Orang-orang pada tidak mau memberi tempat kepada yang baru datang itu, sehingga mereka terpaksa berdiri. Rasulullah menyuruh berdiri orang-orang itu (yang lebih dulu duduk), sedang tamu-tamu itu (para pahlawan Badr) disuruh duduk di tempat mereka. Orang-orang yang disuruh pindah tempat merasa tersinggung perasaannya. Ayat ini (al-Mujadalah: 11) turun sebagai perintah kepada kaum Mukminin untuk menaati perintah Rasulullah dan memberikan kesempatan duduk kepada sesama Mukminin.

5. Keistimewaan Surah Al-Mujadalah
Dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11 di atas, Allah menganjurkan kepada kita agar senantiasa mau bekerja keras, baik dalam menuntut ilmu maupun bekerja mencari nafkah. Hanya orang-orang yang rajin belajarlah yang akan mendapatkan banyak ilmu. Dan hanya orang-orang yang berilmulah yang memiliki semangat kerja untuk meraih kebahagiaan hidup. Oleh karena itu, Allah menjamin akan mengangkat derajat kehidupan orang-orang yang beriman dan berilmu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menyaksikan orang yang rajin belajar dan bekerja hidupnya sukses dan berprestasi, sedangkan orang yang malas dan tidak memiliki ilmu hidupnya susah dan selalu gagal. Betapa pentingnya memiliki ilmu pengetahuan dan semangat berkerja keras. Sebab hanya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal yang bergunalah manusia akan mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.


B. Saba’ Ayat 6

1. Surah Saba’ ayat 6

Artinya: Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (Q.S. Saba’ ayat 6)

2. Kandungan Surah Saba’ Ayat 6

Berbeda dengan orang kafir yang tidak mau mempergunakan akal dan pikirannya dan secara apriori menolak apa yang diberitakan Alquran. Allah menerangkan bahwa ada di antara orang-orang Ahli Kitab yang mengakui bahwa apa yang diberitakan dalam Alquran tentang akan datangnya Hari Kiamat adalah benar dan tidak dapat diragukan lagi seperti Abdullah bin Salam, Ka'ab dan lainnya dan Alquran adalah petunjuk dari Allah kepada jalan yang lurus yang harus dipedomani oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, karena di dalam Alquran itu terdapat undang-undang, peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang sesuai dengan fitrah manusia sesuai lingkungan hidupnya dan pasti akan membawa keberuntungan. (Dan berpendapat) yakni telah mengetahui (orang-orang yang diberi ilmu) yang dimaksud adalah orang-orang yang beriman dari kalangan ahli kitab, seperti Abdullah bin Salam dan teman-temannya (bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu) yakni Alquran (itulah) keputusan (yang benar dan menunjuki manusia kepada jalan) tuntunan (Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji) Allah yang memiliki keperkasaan lagi terpuji.

3. Asbabun Nuzul atau Sebab di Turunkan Surah Saba’

Surah Saba' (سورة سبأ) adalah surah ke-34 dalam Al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 54 ayat. Dinamakan Saba' karena dalam surah terdapat kisah Kaum Saba'. Saba' adalah nama suatu kabilah dari kabilah-kabilah Arab yang tinggal di daerah Yaman. Mereka mendirikan kerajaan yang terkenal dengan nama Kerajaan Sabayang ibukotanya Ma'rib; telah dapat membangun suatu bendungan raksasa yang bernama Bendungan Ma'rib, sehingga negeri mereka subur dan makmur. Kemewahan dan kemakmuran ini menyebabkan kaum Saba' lupa dan ingkar kepada Allah yang telah melimpahkan nikmatnya kepada mereka, serta mereka mengingkari pula seruan para Rasul. Karena keingkaran mereka ini, Allah menimpahkan kepada mereka azab berupa banjir yang besar yang ditimbulkan oleh bobolnya bendungan Ma'rib. Setelah bendungan ma'rib bobol negeri Saba' menjadi kering dan kerajaan mereka hancur.



C. At-Taubah Ayat 122

1. Surah At-Tauba Ayat 122

Artinya: “Dan tidaklah betul dan elok orang-orang yang beriman keluar semuanya pergi berperang,oleh itu hendaklah keluar sebahagian sahaja dari setip-tiap puak diantara mereka,supaya orang-orang (yang tinggal) itu mempelajari secara mendalam ilmu yang dituntut di dalam ugama,dan supaya mereka dapat mengajar kaumnya yang keluar berjuang apabila orang-orang itu kembali kepada mereka,mudah-mudahan mereka dapat berjaga-jaga (dari melakukan larangan Allah.)( at-Taubah:122)
           
2. Kandungan Surah At-Taubah Ayat 122

Pada ayat ini 122, Allah menjelaskan kewajiban menuntut ilmu pengetahuan serta mendalami ilmu-ilmu agama Islam, yang merupakan salah satu cara dan alat dalam berjihad. Menuntut ilmu serta mendalami ilmu-ilmu agama, juga merupakan suatu perjuangan yang meminta kesabaran dan pengorbanan tenaga serta harta benda.

Ayat ini kewajiban menuntut ilmu pengetahuan yang ditekankan di sisi Allah adalah dalam bidang ilmu agama. Akan tetapi agama adalah suatu sistem hidup yang mencakup seluruh aspek dan mencerdaskan kehidupan mereka, dan tidak bertentangan dengan norma-norma segi kehidupan manusia. Setiap ilmu pengetahuan yang berguna dan dapat mencerdaskan kehidupan mereka dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama, wajib dipelajari. Umat Islam diperintahkan Allah untuk memakmurkan bumi ini dan menciptakan kehidupan yang baik. Sedang ilmu pengetahuan adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap sarana yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban adalah wajib pula hukumnya.

3. Asbabun Nuzul Atau sebab di Turunkannya surah At-Taubah

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ikrimah yang menceritakan, bahwa ketika diturunkan firman-Nya berikut ini, yaitu, "Jika kalian tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksa yang pedih." (Q.S. At-Taubah 39). Tersebutlah pada saat itu ada orang-orang yang tidak berangkat ke medan perang, mereka berada di daerah badui (pedalaman) karena sibuk mengajarkan agama kepada kaumnya. Maka orang-orang munafik memberikan komentarnya, "Sungguh masih ada orang-orang yang tertinggal di daerah-daerah pedalaman, maka celakalah orang-orang pedalaman itu." Kemudian turunlah firman-Nya yang menyatakan, "Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang)." (Q.S. At-Taubah 122). Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Abdullah bin Ubaid bin Umair yang menceritakan, bahwa mengingat keinginan kaum Mukminin yang sangat besar terhadap masalah jihad, disebutkan bahwa bila Rasulullah saw. mengirimkan pasukan perang, maka mereka semuanya berangkat. Dan mereka meninggalkan Nabi saw. di Madinah bersama dengan orang-orang yang lemah. Maka turunlah firman Allah swt. yang paling atas tadi (yaitu surah At-Taubah ayat 122).

4. Keistimewaan Surah At-Taubah

Allah swt. menerangkan bahwa tidak perlu semua orang mukmin berangkat ke medan perang, bila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum muslimin saja. Tetapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat ke medan perang, dan sebagian lagi bertekun menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam supaya ajaran-ajaran agama itu dapat diajarkan secara merata, dan dakwah dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan bermanfaat serta kecerdasan umat Islam dapat ditingkatkan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi: Seni Tari Jaipong

Materi: Musik Tradisional

Materi: Musik Jazz